Selasa, 13 November 2012

Cerita Dewasa: Pertama Kali Tau Vibrator

Nama ku Lia. Cewek 22 tahun masih berada di tahun terakhir sebuah kampus di bandung. Aku akan menceritakn pertama kali aku mengenal yang namanya vibrator. Hehe lucu juga si sebenernya. Aku dan pacarku Edo emang udah sering bercumbu mesra dengan penuh nafsu yang ga kalah sama pemain bokep, tapi kami tidak ml tiap hari karna aku takut kalau-kalau suatu waktu aku kebawa suasana dan kebablasan, bisa berabe dunia persilatan.

Sore itu pacarku ngajak ketemuan, sepulangnya dia dari kampus, dia langsung ngejemput aku ke kosan. Ya karna dia bandel, jadi masih banyak ngulang mata kuliah. Aku dan pacarku itu satu angkatan, beda jurusan, dan umurnya setahun lebih tua. Karna dia sudah biasa datang kekosan dan sudah kenal dengan yang jaga, jadi kalau dia datang, dia udah langsung menuju ke kamar ku saja. Di kamar, aku masih mengenakan tanktop putih tanpa bra, dan cd hitam. Enak kaya gini kalo lagi di kamar, ga ada yang bakal liat juga.


Sore itu dia tiba-tiba datang dan bilang,
"Lia, ke kosan aku dulu ya, aku mau mandi dan ganti baju dulu nih". Aku berencana ganti baju dulu.
Tapi dia bilang nanti saja lah, ga usah dandan, pake cardigan sama celana panjang juga udah cukup. (karna aku juga kadang jarang pake bra kalo main).

Selesai pake cardigan dan celana, kami langsung berangkat menuju kosan si pacar. Sampe di kosannya, dia bilang
"Aku punya hadiah lho buat kamu", tapi tanpa basa basi dia langsung mencium bibirku dengan lembut, dan sangat tiba-tiba.
Hehe emang dasar nafsuan, aku langsung balas menciumnya. Frenchkiss dan segala teknik yang kami tahu pun sudah kami lakukan. Satu hal yang aku kagum dengan dia adalah dia tahu bagaimana cara membuatku terlena dengan permainannya, sampe-sampe saat aku sadar, yang aku kenakan saat ini adalah "tak sehelai benangpun" alias dia sudah berhasil menelanjangiku. Kaget karna tahu-tahu pas sadar, aku udah bugil di depan dia. Makin malu lagi karna pintu kamarnya belum di tutup. Untung aja kosannya lagi sepi. Jadi gak ada orang yang lewat.

Edo memang sangat lihai menaikkan birahiku. Hanya dengan ciumannya saja vaginaku sudah banjir. Dia masih dalam keadaan berpakaian utuh. Dari bibir, sekarang dia pindah menciumi kedua put1ng susu ku. Tak hanya di cium, put1ngnya di permainkan seolah-olah itu adalah kelereng yang ga punya saraf-saraf sensitif. Badanku mulai bergerak dengan sendirinya. Aku mengakui kalau titik terlemahku selain clit, juga puing susu. Edo yang sudah tau akan hal itu dengan sengaja mempermainkan nafsuku dari put1ng susu. Oh god, kalau saja kita sudah nikah, giliran aku yang memperkosa dia.

Selesai dengan put1ng susu, Edo mulai mempermainkan clit ku dengan tangannya. Dia gosok dengan lembut bibir luar vaginaku, dia belah dengan jari telunjuknya, dia gosok-gosok bibir dalam vaginaku yang sudah becek dari tadi, lalu cairan itu digunakannya untuk membasahi kelentit ku yang udah ereksi dengan manisnya. Kami melakukan ini dalam posisi berdiri dengan pintu kamar yang masih terbuka lebar.

Selagi Edo mempermainkan kelentitku, dengan mantap dan tiba-tiba dia hisap put1ng susu kananku membuatku langsung mendesah tak karuan. Aku sudah tidak bisa lagi menahan diriku. Suaraku mulai keluar. Sedikit lagi aku bakal orgasme. Tapi tiba-tiba Edo berhenti. Aku terduduk lemas dengan perasaan kecewa.
"Kok berhenti sih do?"
"Tenang sayang, aku punya hadiah untuk kamu. Tapi kamu harus di ikat dulu biar ga kabur".
"Ih... apa-apaan sih pake ikat-ikat segala" jawabku.
"Ya sudah kalo begitu aku sudahi aja ya permainannya" kata Edo.
Aku yang udah kepalang nafsu dengan cemberut mengiyakan keinginan Edo. Sialan juga ni orang, kalo gak di terusin bisa pusing sampe besok ni gua.

Edo mengikatku di sebuah kursi tanpa senderan. Kakiku diikat ke kaki kursi, tanganku diikat kebelakang sehingga kedua susuku membusung tegang kedepan. Dan mulutku ikut-ikutan diikat. Katanya supaya aku ga terlalu keras suaranya ntar. Aku bingung, emangnya mau diapain??? Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam lemarinya. Sesuatu berbentuk seperti telur puyuh tapi terhubung dengan semacam remote. Karna mulutku di ikat, aku jadi ga bisa nanya itu apa.

Dia mulai mendekat dan bilang
"Say, ini hadiah buat kamu. Hehe seenggaknya kamu bakal lumayan kesiksa secara nafsu karna alat baru aku ini. Aku pasangin yah".
Dia mengambil selotip, lalu menempelkan satu telur itu ke put1ng susu kanan, satu ke put1ng susu kiri, lalu satu lagi membuatku terperanjat, dia memasukkan ke dalam vaginaku.
Aku meronta pertanda gak mau. Tapi karna kaki dan tangan ku terikat, jadi aku gak bisa berbuat banyak. Karna aku yang nafsuan, vaginaku udah becek banget. Jadi dengan gampang telur yang ketiga itu masuk ke dalam vaginaku.

Dia mulai menanggalkan seluruh pakaiannya. Yang membuatku makin bergairah adalah saat ia melepaskan cdnya. Penis yang lagi ngaceng sekeras batu itu langsung melompat keluar begitu cd itu dibuka. Ah sialan, makin ngerasa binal aja gue. Lalu dua bilang
"Aku mandi dulu ya. Selama aku mandi, kamu nikmatin dulu aja".
Lalu setelah mengabil handuk mandinya, dia menyetel sesuatu pada ketiga remote tadi. Gilaaaaa badanku langsung kaya mati rasa. Ternyata ketiga telur tadi mulai bergetar. Put1ng kanan, kiri, dan Liang senggamaku di goyang dengan ritme yang teratur. Ah sialan kamu Edo, kenikmatan ini keterlaluan. Aku mulai kehilangan akal sehatku. Badanku mulai menyerah dengan rasa enak yang gak karuan menyerang tubuhku ini. Rasa enak yang menghilangkan kendali atas tubuh, tapi tidak cukup kuat untuk aku bisa mendapatkan orgasme seperti yang aku inginkan.

Dengan senyum setan, Edo mandi. Sialan ini bocah. Tubuhku sudah tidak bisa di kendalikan lagi. Desahan demi desahan bakal lepas keluar dengan sangat keras kalau saja mulutku tidak di sumpal sama si sialan Edo sayang. Beberapa menit kemudian Edo beres mandi. Setelah melap badannya, masih dengan keadaan telanjang dia menghampiri aku yang udah mau nangis karena memohon untuk di biarkan mendapatkan orgasme ku.

Edo malah tertawa.
"Hehehe gimana Lia? Enak kan hadiah aku?? Tenang aja, abis ini kamu bole bawa pulang satu, dua, atau tiga-tiganya".
Mungkin Edo juga sudah ga tahan dengan wajah ku yang memelas minta untuk di puaskan, dia melepaskan semua ikatan di badanku. Setelah terlepas, langsung aku tampar wajahnya (dengan lembut pastinya)
"Itu untuk kamu yang udah ngasi aku siksaan segininya. Sekarang puasin aku".
Damn setelah aku ingat-ingat lagi, aku binal juga ternyata.

Edo tidak butuh banyak aktifitas untuk membuatku orgasme. Dia hanya memasukkan satu jarinya kedalam vaginaku lalu dengan sedikit hisapan di kelentit ku, tanpa harus menunggu lama, aku mendapatkan orgasme ku dengan sempurna. Orgasme yang beberapa detik membuatku kehilangan kesadaranku. Aku benar-benar gak tau seperti apa rupaku saat itu karena aku sangat terbuai dengan orgasme yang aku dapatkan. Ketiga vibrator itu masih bergetar tanpa henti membuat tubuhku tidak bisa dikendalikan. Karena saking gak bisa ngendaliin tubuh sendiri, aku sampe pipis di lantai kamarnya. Untungnya Edo punya kebiasaan kasurnya berdiri kalau dia lagi gak tidur. Jadi aku terhindar dari pipis di atas kasurnya Edo.

Dengan nafas terengah dan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, aku sudah ga sanggup lagi menampung badai orgasme segede ini.
"Am...phun...doo....." dan akhirnya ketiga telur sialan pembawa nikmat itupun dimatikan oleh Edo.
Aku terkulai tak berdaya di lantai. Tiduran di atas air kencing ku sendiri. Edo menyadari kalau kekuatanku belum akan pulih untuk beberapa waktu kedepan, dia cuma membisikkan
"Kamu udah pipis di kamar, terus ninggalin penis aku ngaceng gitu aja, kamu hutang ya beb". Aku mengangguk pelan.
Tanpa aku sadari kalau hutang itu nantinya akan di tagih Edo dengan cara yang gak bisa aku bayangin juga.

Setelah melap lantai dan memapah ku ke kamar mandi, aku mandi, tapi Edo yang mandiin. Duh makin cinta deh gue sama si manusia sialan satu ini. Beres mandi, tanpa memakai pakaian terlebih dahulu, aku dan Edo tidur lelap, atau lebih tepatnya aku yang tidur lelap. Yang pasti Edo ada di sana nemenin aku.

Sekian dulu yah pembaca setia.
Happy nude sleeping time...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ini Cerita Dewasaku powered by blogger.com
Design by Free7 Blogger Templates Kisah Kriminal