Selasa, 06 November 2012

Cerita Dewasa: Khayalan Dhea Yang Berubah Jadi Nyata

Dhea adalah seorang mahasiswi semester 5 disebuah PTN yang cukup ternama di kota Bandung. Dia bersahabat dengan teman seangkatan namun berbeda jurusan yang bernama Yanti. Mereka berdua mengontrak rumah yang terdiri dari dua kamar tidur yang bersebelahan . Kedua kamar mereka dihalangi oleh dinding penyekat yang terdapat jendela kaca pada bagian atasnya sebagai media untuk pembagi cahaya agar ruangan tidak terlalu gelap dan pengap apabila lampu dimatikan.

Kedua mahasiswi ini selalu mengenakan jilbab lebar dan baju longgar yang panjang serta sama-sama aktif di organisasi KAMMI yaitu organisasi kemahasiswaan yang bernuansa religius.

Cerita ini bermula, ketika Yanti memutuskan menikah dengan kakak kelasnya yang bernama Doni yang juga sama-sama aktif di KAMMI. Keputusan ini mereka ambil dikarenakan mereka tidak mau melakukan dosa apabila mereka pacaran. Sebab menurut keyakinan mereka pacaran itu akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang penuh dosa apa bila mereka tidak kuat menjaganya, oleh sebab itu mereka memutuskan menikah sehingga mereka bisa bemesraan dan bahkan hubungan suami istri karena mereka telah terikat oleh perkawinan yang sah.

Walaupun telah menikah, Yanti dan Doni masih hidup terpisah. Yanti masih ngontrak serumah dengan Dhea sedangkan Doni mengontrak serumah dengan sahabatnya Dedi, teman satu angkatan namun beda kelas. Maksudnya adalah agar kuliah mereka tidak terganggu oleh adegan percintaan jika mereka hidup serumah.

Yang namanya sudah menikah, tentu saja mereka tidak malu-malu memperlihatkan kemesraan dihadapan teman-teman mereka. Tetapi masih dalam batas-batas yang wajar dan masih bisa diterima oleh norma kehidupan bermasyarakat. Usia muda yang menikah tentu saja selalu diisi dengan letupan-letupan gairah birahi yang meluap-luap. Oleh sebab itu meraka sering melakukanya di kamar Yanti ataupun di kamar Doni.

Beberapa kali Dhea mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yanti tanpa disadarinya pada saat Yanti sedang meraih orgasme ketika bersetubuh dengan Doni. Tentu saja suara desahan dan erangan nikmat tersebut membuat Dhea terangsang dan merasa terganggu. Tapi Dhea tidak bisa apa-apa, karena mereka adalah suami istri.

Karena sering kali Dhea mendengar desahan dan erangan nikmat yang keluar dari mulut Yanti dan suaminya pada saat mereka bersetubuh, Dhea sering berkhayal dan berfantasi betapa nikmatnya bila dia dapat merasakan nikmatnya bersetubuh. Tapi mana mungkin, sebab Dhea belumlah bersuami dan belum punya pacar, lagi pula tak mungkin ia lakukan dengan orang lain yang belum menjadi suaminya, karena sebagai gadis yang mengenakan jilbab, dia tahu bahwa persetubuhan hanya dapat dilakukan oleh kedua insan yang telah sah menjadi suami istri.

Tapi dorongan rangsangan birahi yang Dhea alami semakin lama semakin hebat, membuat Dhea mencari cara untuk bisa melepaskannya hasrat birahinya. Akhirnya Dhea menemukan cara memuaskan dirinya dengan bantuan tangannya sendiri meremas-remas teteknya serta menggesek-gesek mem3k dan klitorisnya sambil mengintip apa yang dilakukan oleh Yanti dan suaminya pada saat mereka bersetubuh melalui jendela kaca yang terdapat di bagian atas dinding.

Untuk bisa mengintip apa yang dilakukan oleh Yanti dan suaminya, Dhea harus naik ke atas meja belajarnya yang kebetulan letaknya pas di bawah jendela kaca tersebut. Dan kegiatan mengintip ini menjadi rutin dilakukan oleh Dhea setiap Doni datang mengunjungi kamar Yanti. Untuk sementara hanya dengan cara mengintip dan bermasturbasi seperti itulah yang dapat dilakukan oleh Dhea untuk bisa melepaskan gairah birahi yang akhir-akhir ini jadi sering bangkit dan minta untuk dituntaskan. Bahkan sering kali muncul godaan dalam dirinya untuk melakukan secara nyata dengan lawan jenis. Walaupun sampai saat ini Dhea masih mampu bertahan, namun entah kapan. Dhea sendiri tak yakin.

Pada suatu hari ada kegiatan organisasi di kampusnya yang mengharuskan Dhea dan Yanti harus bekerja sampai malam di ruang kantor organisasi yang terdapat di dalam kampus. Ruang kantor organisasi ini cukup luas namun disekat-sekat menjadi ruang komputer, ruang ketua dan ruang rapat merangkap ruang kerja Yanti dan Dhea hanya berdua di kampus yang sepi pada malam itu. Sekitar jam 7 malam Dhea berkata pada Yanti
“Yan…, aku mau pulang dulu yach..bentar kok, hanya mau ngambil file yang ada di komputerku, lalu datang lagi ke sini…Paling lama juga 1 jam… Boleh yah ?”
“Boleh….tapi beneran nich…jangan lama-lama” sahut Yanti mengijinkan.

Lalu Dhea keluar dari ruangan itu menuju pintu gerbang kampus yang letaknya cukup jauh dari ruang organisasi dimana mereka berada. Setelah 10 menit baru Dhea tiba di pintu gerbang kampus dan pada saat itu Dhe baru ingat bahwa file yang Dhea butuhkan sudah Dhea copykan ke komputer yang ada di ruang organisasi. Maka Dhea memutuskan untuk kembali ke ruang organisasi dimana Yanti sedang menunggunya.

Begitu tiba ke ruang organisasi, Dhea tidak melihat Yanti. Mungkin Yanti sedang sembahyang di mesjid kampus pikir Dhea, maka Dhea langsung menuju ruang komputer yang bersebelahan dengan ruang ketua yang pintunya tertutup.

Pada saat Dhea akan mencolokkan stop kontak komputer, tiba-tiba telinga Dhea mendengar desahan dan lenguhan khas yang biasa ia dengar dari mulut Yanti bila sedang bercumbu dengan Doni suaminya. Suara itu secara sayup-sayup berasal dari ruang ketua organisasi yang pintunya tertutup. Frekuensi desahan dan erangan yang keluar dari ruangan itu, makin lama makin sering dan semakin keras jelas terdengar membuat gairah Dhea dengan cepat terangsang naik. Tanpa dapat Dhea tahan badannya bergerak ke arah jendela penghubung antara ruang komputer dan ruang ketua. Jendela kaca tersebut dihalangi oleh gorden yang tidak terlalu rapat sehingga Dhea masih bias memperhatikan aktivitas yang terjadi di ruang ketua tersebut.

Ternyata yang sedang bercumbu di ruang ketua itu adalah Yanti dan Suaminya Doni. Doni menyusul Yanti ke ruang organisasi berniat untuk menamani Yanti dan Dhea bekerja pada malam itu. Pada saat Doni tiba di Ruangan itu, dia hanya mendapati Yanti sedang kerja sendiri, dan sebagai pasangan pengantin baru, tentu saja situasi ini benar-benar mereka manfaatkan dengan bermesraan di ruang ketua.

Mereka merasa tenang, karena mereka menyangka Dhea akan pulang dulu ke rumah kontrakan untuk mengambil file pekerjaan yang tersimpan di komputernya di rumah kontrakan. Dan menurut perhitungan mereka pulang pergi kampus-rumah kontrakan akan memakan waktu paling cepatnya adalah satu jam dan satu jam itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan bermesraan dengan orang yang dicintai.

Dengan lutut yang gemetar dan dada yang terasa sesak, Dhea mengintip apa yang dilakukan Yanti dan Suaminya. Beberapa kancing baju Yanti telah terbuka dan cup BH-nya pun telah ditarik ke atas, sehingga tetek Yanti bagian kirinya yang montok dan bulat sekal menggairahkan itu sedang asyik diremas-remas oleh tangan Doni sambil berdiri. Sementara pantat Yanti terduduk di pinggir meja kerja. Mulut, bibir dan lidah Doni sedang mengulum, memilin dan menjilati puting Yanti yang semakin tegak merangsang.

“Ouh…Aa…. Ohh….A…enak banget A..ouh…” mulut Yanti mendesah dan mengerang menikmati apa yang dilakukan oleh Doni.
Doni semakin bernafsu mendengar erangan dan desahan istrinya. Bibirnya semakin lincah mengecup, menghisap dan menjilat tetek Yanti baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian dengan gairah yang mengebu-gebu.

Lalu tangan kirinya mengangkat rok panjang yang dikenakan Yanti hingga sebatas pinggul dan kemudian kedua tangan itu menarik CD Yanti kebawah hingga lepas. Tangan kanan Doni langsung menyerbu mem3k istrinya dengan usapan dan remasan. Kepala Yanti semakin terdongak dengan mulut terbuka terengah mengeluarkan erangan dan desahan nikmat…
”Aa….Aa….ouh….” dalam erangannya Yanti memanggil-manggil suaminya dengan suara yang sangat merangsang.

Nafsu birahi Dhea semakin meningkat melihat adegan itu, dan ia menghayalkan seandainya saja tangan Doni yang mengobok-ngobok mem3knya
“ouh….” Tanpa disadari oleh Dhea, ia melenguh nikmat.
Mata Dhea tak berkedip mengintip adegan itu, nafasnya semakin tak teratur dan tersengal-sengal diburu nafsu birahi yang semakin menguasai jiwa dan raga Dhea. Tanpa disadarinya sambil mengintip semua detil adegan percumbuan yang dilakukan oleh Yanti, tangan kanan Dhea masuk ke sela-sela rok panjang yag dia gunakan dan langsung masuk ke balik celana dalamnya. Dhea kemudian mulai mengusap dan meremas-remas mem3knya sendiri sambil membayangkan ada tangan lain yang sedang mengobok-obok mem3knya.

Erangan Yanti semakin keras ketika jari tengah Doni mulai mengocok-ngocok mem3knya keluar masuk, sambil jari jempolnya menekan dan memutar klitotis Yanti yang mengeras karena rangsangan yang sangat dahsyat. Mata Yanti terbeliak-beliak menerima kenikmatan yang diberikan suaminya dan pinggulnya bergerak erotis.

Rupanya Doni sudah tidak mampu lagi menahan nafsu birahi yang semakin memmuncak di kepalanya, tangannya menarik retsleting celananya dan mengeluarkan batang kont0lnya yang sudah sangat tegang dengan gagahnya dari balik celana dalam yang dia kenakan. Kini tampaklah batang kont0l yang tegang keras keluar dari sela-sela retsleting celana panjang yang masih dikenakan oleh Doni. Kemudian dia memposisikan selangkangannya tepat di depan selangkangan Yanti yang Pahanya sudah terbuka lebar memberi jalan.

Perlahan-lahan kepala kont0l itu mulai menembus lubang mem3k Yanti dan secara bersamaan mereka melenguh dan mendesah
“Ooahhh..”.
Kemudian pantat itu secara perlahan-lahan bergerak secara pasti mengocok-ngocok kont0l yang sudah tertanam di dalam mem3k Yanti. Yanti meringis……melenguh…. Mengerang… bahkan menjerit dan meregang menikmati persetubuhan itu..

Pandangan Dhea semakin kabur dan berkunang-kunang menahan nafsu yang semakin mendera. Khayalannya melayang dan melambung seolah-olah dia yang sedang bersetubuh itu. Seolah-olah Dhea merasakan bagaimana teteknya diremas-remas gemas dan menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat, dia merasakan nikmatnya leher dan tengkuknya dicium gemas penuh nafsu….., dan dia juga membayangkan bagaimana telapak tangan dan jari-jari yang mengobok-ngobok mem3knya membuat Dhea semakin melayang menikmati khayalannya.

Perasaan nikmat itu begitu nyata…sehingga membuat Dhea mengerang dan mendesah
“Ouh…..Ahhhh….” seolah-olah menjawab desahan dan erangan yang keluar dari mulut Yanti.
Ouh… mengapa rasa nikmat ini begitu nyata…? Dan tiba-tiba tubuhnya seolah dialiri listrik, badannya bergetar keras dan Dhea menjerit menahan nikmat ketika dia merasa ada sebuah lidah yang kasar dan basah menjilati lipatan mem3knya hingga sampai ke klitorisnya dan menghisp-hisap klitoris Dhea cukup lama membuat kaki Dhea terangkat menjinjit menahan nikmat.

Saking tak kuat menahan nikmat, kedua tangan Dhea merengkuh ke depan selangkangannya . Antara sadar dan tidak Dhea merasa tangannya menyentuh kepala yang sedang bermain diselangkangan Dhea dengan nafsu yang menggelora. Oh…kenapa khayalan ini begitu nyata ? Dhea melihat celana dalamnya sudah terlepas dan tergolek di lantai, entah kapan dia menanggalkannya dan beberapa kancing bajunya telah tanggal memperlihatkan teteknya yang montok menggantung bebas dengan tali penahan BH yang telah lepas pula , dan entah kapan ia melepaskannya.

Lalu Dhea merasa, tubuhnya di tekan ke bawah hingga terduduk di lantai, dan Dhea melihat bahwa kepala yang sedari tadi memberikan kenikmatan pada mem3knya adalah Dedi teman satu kostnya Doni. Dedi memandang wajah Dhea dengan tatapan penuh rasa birahi yang meledak-ledak , dan Dhea sangat menikmati tatapan itu. Dhea merasa Dedi mendorong tubuhnya hingga telentang dilantai yang dingin. Tapi dinginnya lantai semakin membuat gairah Dhea meletup-letup.

Antara khayalan dan kenyataan, Dhea melihat Dedi membuka celana-nya dengan tergesa-gesa sekaligus dengan celana dalam yang ia kenakan. Begitu terlepas tampaklah kont0l Dedi yang demikian tegang keras sangat menggairahkan Dhea, napas Dhea semakin sesak dan tatapannya semakin nanar melihat kont0l Dedi yang tegak dengan gagahnya, Ingin rasanya batang kont0l itu segera mengaduk-aduk dan mengobok-obok mem3knya yang sudah sangat gatal dan basah , sebagaimana yang sering ia bayangkan pada saat ia mengintip persetubuhan yang dilakukan oleh Doni dan Yanti di kamarnya.

Rupanya Dedi memahami apa yang ada dalam khayalan Dhea. Paha Dhea dibuka lebar-lebar dan rok panjangnya di singkapkan ke atas sampai ke pinggang. Kemudian Dedi memposisikan kepala kont0lnya tepat di depan liang mem3knya.

Dengan sangat hati-hati dibantu oleh tangannya, pantat Dedi mulai menekankan kepala kont0l untuk segera masuk menembus mem3k Dhea. Mem3k Dhea sudah sangat basah dan berlendir dan sangat membantu kont0l Dedi untuk bisa masuk secara perlahan-lahan.

Walaupun ini adalah pengalaman yang pertama bagi Dhea bahwa mem3knya ditembus oleh kont0l, namun karena gairah Dhea sudah demikian tinggi dan mem3k Dhea pun sudah demikian basah dan licin sehingga tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi kepala kont0l Dedi bisa memasukinya.

Lalu tiba-tiba Dedi mendorong kont0lnya dengan cepat dan… Sreet….. Dhea merasakan ada sesuatu di dalam mem3k yang sobek dan menimbulkan rasa perih di mem3knya. Tapi rasa perih itu kalah oleh sensasi yang tak terbayangkan nikmatnya. Dhea melenguh dan mengerang antara perih dan nikmat
“Aduh….auh…”

Dhea merasakan seluruh batang kont0l Dedi telah amblas dalam mem3knya hingga sampai ke pangkalnya. Kini kedua selangkangan Dhea dan Dedi berimpit dengan rapat dan erat. Mata Dedi terlihat mendelik menahan nikmat dan kepalanya terdongak ke atas dan Dhea-pun merasakan sensasi nikmat yang sama. Lalu Dedi menarik perlahan-lahan batang kont0l yang telah tertancap dan begitu tersisa hanya kepala kont0l yang masih berada di dalam mem3k Dhea, Dedi langsung mendorongnya kembali.

Gerakan maju mundur pantat Dedi dilakukan berdasarkan instingnya sebagai laki-laki, walaupun persetubuhan ini merupakan yang pertama pula bagi Dedi. Gesekan yang ditimbulkan oleh gerakan keluar masuknya batang kont0l Dedi dengan dinding mem3k Dhea membuat nafas mereka bagaikan ditarik-tarik dengan cepat dan rasa nikmat semakin membuat mereka melayang-layang.

Makin lama genjotan Dedi diatas tubuh Dhea semakin cepat dan bersemangat dan hal itu semakin melambungkan kesadaran Dhea ke awang-awang yang tanpa batas meraih nikmat yang seolah tak berujung. Dan tanpa sadar pinggul Dhea bergerak secara erotis mengimbangi gerakan pinggul Dedi dan tentu saja goyang pinggul Dhea semakin melambungkan kenikmatan mereka semakin tinggi.

Semakin lama gerakan mereka semakin cepat tak terkendali, Dhea merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya menjalar dengan cepat pada aliran darah dan nafasnya. Suatu yang tak dapat dia lukiskan itu bergerak semakin cepat menghentak-hentakan tubuhnya sehingga akhirnya tanda dapat dikuasainya, tubuh Dhea melenting mengejang kaku dan keluar teriakan panjang
“Aaaaaaakkhh…..”

Rupanya Dedipun merasakan hal yang sama, ada sesuatu dalam aliran darah dan aliran napasnya yang menghentak-hentakan badannya tanpa dapat dikuasainya disertai rasa yang sangat…sangat… nikmat tak terlukiskan. Kemudian badan Dedi melenting kaku dan pantatnya menekan kont0lnya hingga amblas sampai ke pangkalnya dan kedua selangkangan mereka erat merapat. Dan dari mulut Dedi keluar teriakan “Aaaaaaahh…”

Lalu Dedi merasakan ada gelombang yang sangat dahsyat tak terbendung keluar dari kont0lnya menyemprot dengan deras seluruh rongga mem3k Dhea. Pandangan mata Dedi serasa gelap selama beberapa saat dan Cret…cret…cret…..semprotan itu keluar entah berapa kali. Dan Dedi merasakan dinding Mem3k Dhea berdenyut-denyut dengan keras bagaikan memeras dan menghisap-hisap cairan nikmat yang keluar dari kont0l Dedi hingga habis. Setelah itu Dedi merasa badannya bagaikan layang-layang yang terbang tinggi, kemudian benangnya putus secara tiba-tiba. Badannya melayang secara cepat ke bawah dan ambruk menindih tubuh Dhea yang masih mengenakan baju dan rok serta jilbab dalam persetubuhan itu.

Selama beberapa detik, Dhea merasa khayalannya saat ini begitu luar biasa. Bagaikan nyata…., tapi beberapa menit kemudian, setelah gairahnya surut. Dhea merasa heran karena tubuh Dedi masih terasa berat menindihnya. Dan ini adalah nyata …bukan khayalan. Ditengah kegalauan pikiran Dhea dengan apa yang menimpanya, tiba-tiba Dhea dan Dedi yang masih telanjang menindih tubuh Dhea tersentak mendengar teriakan yang cukup keras.

“Aaaw….., Astaghfirullah!!!” rupanya teriakan itu keluar dari mulut Yanti yang melotot kaget melihat keadaan mereka seperti itu sambil menutup mulutnya.
Dengan terburu-buru dengan perasaan yang tak menentu Dedi mengenakan celana dalam dan celana panjangnya yang tergolek dilantai, sedangkan Dhea yang masih berada dalam mimpi atau nyata merapihkan baju rok dan jilbabnya yang acak-acakan serta mengenakan celana dalamnya yang tergolek di lantai.

“Hei…! Apa yang kalian lakukan..? Tak malukah kalian…? Apa kalian tidak takut akan dosa…Hah…?” kata-kata marah keluar dari mulut Yanti.
Tapi ditenangkan oleh suaminya Doni, walupun kelihatannya ia pun kecewa dengan apa yang dilihatnya.
“Udah..sayaang…tenang… “ kata Doni pada Yanti, kemudian Doni mengajak kami untuk duduk di ruang kerja dan membicarakan apa yang telah terjadi.

Kesadaran Dhea sudah pulih, baru dia menyesal dengan apa yang telah terjadi, kemudian Dhea bercerita tentang kronologis kejadian mulai dari mau mengambil file sampai kembali ke ruangan melihat Yanti dan Doni sedang bercumbu. Dhea turut terangsang melihat percumbuan mereka yang panas menggelora, dan tanpa sadar Dhea turut larut dalam khayalan percumbuan sepeti yang ia lihat sampai akhirnya ia disadarkan oleh teriakan kaget dari mulut Yanti, yang Dhea sendiri tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, karena perasaannya tadi dia sedang mengkhayal.

Setelah mendengar cerita dari Dhea, Dedi menambahkan bahwa Dia menyusul Doni ke kampus menemani Dhea dan Yanti yang sedang bekerja dari pada bengong sendirian di kamar kost. Tapi begitu dia sampai di ruangan kantor, dia melihat Dhea sedang larut dalam kenikmatan bermastubasi sambil mengintip Doni dan Yanti bersetubuh. Dedi pun turut mengintip persetubuhan itu dari sela-sela gordyn yang tak tertutup rapat. Rangsangan yang ditimbulkan dari mengintip persetubuhan Doni dan Yanti demikian kuat mempengaruhi pikiran Dedi, sehingga akhirnya secara perlahan-lahan Dedi menghampiri Dhea yang sedang terangsang dan berkhayal, sehingga terjadilah persetubuhan itu.

Persetubuhan yang Dedi dan Dhea lakukan demikian panas dan menghanyutkan sehingga mereka tak sadar bahwa Doni dan Yanti sudah selesai dalam persetubuhannya dan begitu Doni dan Yanti keluar dari ruangan kantor ketua, mereka berdua kaget melihat Dhea sedang ditindih oleh Dedi dalam posisi telanjang.

Setelah mendengar semua pengakuan itu, Yanti dan Doni merasa malu dan bersalah pada Dhea dan Dedi. Akibat ketidak kontrolan mereka dalam melakukan persetubuhan, sahabat-sahabat mereka menjadi korban. Setelah itu kami berpelukan saling meminta maaf atas apa yang sudah terjadi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ini Cerita Dewasaku powered by blogger.com
Design by Free7 Blogger Templates Kisah Kriminal