Uring-uringan istriku semakin memuncak karena aku tak dapat menjemput  istriku mengajar, karena jadual perkuliahan istriku mengajar mundur  sehingga istriku pulang sekitar pukul setengah sepuluh malam bahkan  sampai pukul sepuluh dimana perumahan yang kutempati sudah sangat sepi. 
Ketika  hati kedua aku akan menjemput, aku lewat pintu dapur di samping rumah  yang cukup rimbun. Baru pintu kubuka sedikit, kulihat istriku yang  mengenakan blouse merah dan rok klok hitam turun dari boncengan sepeda  penjaga malam yang kukenal bernama Pak Deran , lelaki tua berumur 65  tahunan, tapi masih tegap itu. “Terima kasih, Pak Deran….!!! ” kata  istriku pelan “Aah, nggak papa, saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,”  kata Pak Deran sambil cengar cengir dan tak kunyana tangan kiri Pak  Deran memegang tangan istriku dan mengarahkan ke selangkangan nya yang  menyembul, sedang tangan kanan Pak Deran langsung meremas remas payudara  kanan istriku. 
Akupun teringat omongan Pak Deran saat awal-awal  aku berkenalan. dimana Pak Deran pernah bercerita sering wanita yang  sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kemaluan, dan  nama Deran adalah nama olok-oloknya kepanjangan dari Gedi sak Jaran,  sebesar punya kuda, dan Pak Deran tak punya tempat tinggal tetap  sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa nya yang  ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita padaku, istri temannya  sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas. 
Esok malamnya aku  bersembunyi beberapa meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa  saat kemudian dari kejauhan kulihat Pak Deran tengah membonceng istriku  dengan sepeda bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi  dapat melihat dari dekat. Hatikupun berdegup kencang saat kulihat  istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Deran dan  kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku  sedang mengocok dan mengelus-elus batang kemaluan Pak Deran yang sebesar  batang kemaluan kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan  istriku tak dapat menggenggam batang kemaluan Pak Deran. 
Beberapa  saat Pak Deran dan istriku berlalu, aku sedikit berlari agar aku sampai  di rumah sebelum istriku dan Pak Deran sampai dengan mengambil jalan  pintas, tetapi karena kurang hati-hati aku terperosok dan kurasakan  kakiku terkilir, sehingga aku tak dapat berjalan cepat. Akupun berusaha  berjalan dengan menyeret kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku  sampai di rumah. Aku lewat pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Deran ada  di balik rerimbunan pintu samping. 
Dengan perlahan aku masuk dan  menuju ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari  ruang tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan  ruang tengah, matakupun seakan terlepas dari tempatnya saat kulihat  istriku sedang berjongkok di depan Pak Deran dan tengah mengulum batang  kemaluan Pak Deran yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing  tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kemaluannya yang  amat besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Deran menyusup di blouse  kuning istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan  kanan Pak Deran membelaibelai rambut pendek istriku. 
Punggung  kaki kanan Pak Deran tengah menggosok-ngosok selangkangan istriku yang  duduk jongkok terkangkang dan di atas meja tamu kulihat BH tipis cream  dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku. 
  “Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu Yatii ?!!!!!” kudengar Pak Deran  mendesis, akupun benar-benar tak kuat menopang tubuhku dengan satu kaki  melihat istriku tengah “membayar” kebaikan Pak Deran untuk menjemputnya  dari jalan raya, sehingga akupun jatuh tersungkur dan membuat istriku  dan Pak Deran kaget. 
“Bu Yati, mungkin suami ibu ..????” kudengar  bisikan Pak Deran. Merekapun berlari mendapatiku tersungkur. “Kenapa,  mas? tanya istriku. Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir  karena celanaku berlepotan tanah. 
Akhirnya akupun dipijat oleh  Pak Deran dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Deran  beristirahat dan Pak Deran akan kembali esok pagi. Pak Deran pun  berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan  ditutup. 
Setelah pak Deran pergi, istriku menanyakanku darimana dan kujawab aku akan menjemput nya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh. 
Keesokkan  paginya Pak Deran datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak  mengerti kenapa Pak Deran menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung  kerisnya dan Pak Deran memberiku ramuan untuk diminumkan kepadaku oleh  istriku. 
Pagi itu istriku memakai daster dari kaos yang agak  ketat, daster ini kesukaanku karena mempunyai resleting di depan sampai  ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH karena kedua  puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos ketatnya dan  istriku merias diri seperti akan berangkat kerja. 
Istriku dan Pak  Deran keluar dari kamar, sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak  tertutup rapat dan masih sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur  sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka. “Sudah, Jeng  Yati…..!!! ” terdengar kata Pak Deran menyebut istriku “Jeng”. “Aku  masih takut, Pak ……!!!!” bisik istriku “Ayo dicoba saja, Jeng Yati…..!!!  ,” bisik lagi Pak Deran. 
Kemudian Istriku masuk kamar kembali  dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kemaluanku dan  aku pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun,  kemudian istriku melepas celana dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak  Deran sudah pulang….? tanyaku “Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan  kini mengocok batang kemaluan ku, sambil naik keatas tempat tidur dan  mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya  mendekati batang kemaluanku dan….. “Crot crot crot” tak tahan aku, air  maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku.  “Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok  batang kemaluan ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk  kedua kalinya airmaniku tersenbur kembali saat masih menempel di  bulu-bulu kemaluan istriku . “Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan,  mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran.. !!” kata  istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya. Kemudian  Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Deran “nanti malam…,yaaa. .  , Jeng Yati…!!!” 
Siangnya aku menahan sakit di batang kemaluan  dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, aku  tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan tertidur hingga  kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang. “Pak Deran saya masih  takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku “Ayo, cepat, Jeng  Yati,….” suara mendesak Pak Deran berbisik. 
Aku menutup wajahku  berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias  diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali  celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim  panjang dan melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku  dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan  pantat bahenol nya. “Mas mas ..!!!” istriku membangunkanku. “Eeeh ? ada  apa, dik….?” tanyaku “Eee ? aku eeee ?. Pak Deran mau mijit aku mas?!!!”  kata istriku terbata-bata. “Lho, kamu sakit atau terjatuh…. ?? tanyaku.  “Eehh enggak mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!” kata  istriku mengagetkanku. Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara. “Maass  kan tak bisa memuaskanku, sedangkan aku pingin sekali, Pak Deran bisa  mengurangi nafsuku, mas, bolehkan…. ????” aku hanya diam dan diam,  istriku pun menganggapku setuju. 
  “Paaakk…Pak Deran, ayoo…masuk siniii…, pak..!!!” istriku memanggil  Pak Deran. Pak Deran yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun  masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur  disampingku dengan posisinya berlawanan denganku sehingga kaki istriku  di dekat kepalaku dan Pak Deran duduk dipinggir ranjang, serta mulai  memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku.  Kelihatan pijatan Pak Deran wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Deran  memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca  sesuatu, kemudian Pak Deran meniup tengkuk istriku dan…..terdengar  istriku mendesis “Eccch ?eeeeccchhhhh. …!!” 2 kali dan ke 3 kalinya  istriku semakin mendesis. “Dibalik badannya, Jeng….!!!! !!” perintah Pak  Deran pada istriku dan Pak Deran memijat kedua tangan istriku dan  kemudian kaki istriku. 
Pak Deran akhirnya memijit punggung dan  telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya  mulai meregang. “Ini mulai, Jeng Yati,…!!!” kata Pak Deran semakin  intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin  meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk. Begitu  Pak Deran memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung  mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan  istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat…. “Wuuh Jeng Yati sangat tinggi  ini..!!!” kata Pak Deran dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan  kuingat Mbah Muklis, dan Pak Deran membuka bungkusan yang berisi sarung  keris sebesar batang kemaluan orang dewasa tapi tanpa keris dan  diletakkan diantara kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa  sepengetahuan istriku. 
Pak Deran berdiri dan mendudukkan istriku  dan Pak Deran kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Deran  memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan  kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis  sedangkan sarung keris itu merayap mendekato selangkangan istriku dimana  istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai  dan tubuh istriku rebah ke dada Pak Deran yang sudah mengkangkangkan  kedua kaki di samping tubuh istriku “Paak apa ituuuu…paaakkkk? !!!!”  istriku mendesis saat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa  menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar. “Paaak  apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang.  “Biar nafsumu keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak Deran dan kulihat sarung  keris sebesar batang kemaluan dewasa bergetar dan kudengar bunyi  “kecepak di selangkangan istriku, sambil pantat bahenol bergetar. 
Aku  hanya bisa melotot melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa  mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku mengkangkangkan  kedua kaki nya lebih lebar-lebar lagi. “Paaaaak Deraaan ooooohhhhh..  ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih dan kulihat  sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu mulai menembus masuk  liang vagina istriku. “Apanya yang masuk, Jeng …..???? tanya Pak Deran  berpura pura. “Nggak tahu paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk.  ….!!!!” istriku mendesis “Lho, masuk kemana…..? ” tanya lagi Pak Deran  “EEEcccgggghhhhh. .. ke…keeee.. . amuuukuuuu?paaaakkkk ?!!!!” istriku  merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik.  “Anu, apa Jeng Yati….? “OOcch anuu….kuuu. … paaaak,….! !!!” istriku  merintih-rintih dan kedua tangan Pak Deran mulai turun ke kedua lengan  istriku dan….. “Paaaak….jaaaa. …jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …aaaa..  ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ”  istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak  Deran mulai meremas-remas kedua payudaranya, “Anu apa, Jeng Yati…..?  bisik Pak Deran di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai  dibahu kiri Pak Deran. Sementara itu, ujung tumpul sarung keris sebesar  batang kemaluan dewasa itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku  dan “Toroookkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk  toroookkuuuu? !!” istriku meracau dan “Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh…  .aaaaaaaddduuuuu uhhhhh… …beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt  ….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih istriku dan sarung keris sebesar batang  kemaluan dewasa menembus makin dalam liang vagina nya. “Ayo….jeeengg.  sambil… dilihat.. ..!!!!,” kata Pak Deran enteng sambil menyungkapkan  kain panjang istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Deran  menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai  dijejali sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu. “Iiiiihhhhhhh.  …aaaaappaaa iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian…  “Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo  hhhh…paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih saat dia melihat sarung keris  sebesar batang kemaluan dewasa itu menembus masuk ke liang vaginanya dan  kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena  desakan sarung keris besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia  semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar. 
Istriku  mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya sarung  keris tersebut menembus liang vaginanya… “Nngngngaaaaaaaccch hhh  ??beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!” sambil kepala nya lunglai  bersandar di bahu kiri Pak Deran dan kedua tangan keriput Pak Deran  menyusup ke kain panjang bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak  Deran meremas-remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang,  sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan  bahkan badannya kemudian mengejan-ngejan dengan keras karena sarung  keris besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang  vagina nya. 
Sementara itu, Pak Deran berhasil melepas ikatan kain  panjang istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu  kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas remas lagi dengan ganas  kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Deran memelintir sambil  menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak  Deran sedang merempon sapi betina yang sudah waktunya mengeluarkan air  susunya. “Paaaaaak ??oooooooohhhhh. …..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku  saat mulut Pak Deran mencaplok payudara kanannya dan tak lama setelah  itu bunyi “sreep sreep” terdengar menandakan air susu istriku telah  keluar akibat jilatan lidah Pak Deran di puting susu kanan istriku. Pak  Deran membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Deran  mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar- benar  menikmati perlakuan Pak Deran, penjaga malam itu, sementara pantat  bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur akibat sarung keris yang  keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat,  nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak Deran di payudara nya  dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa yang menghujam keluar  masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat  dan….. “Paaaak…paaaaakkk k Deraaaaaan.. .aaaaa… .aaaaaakuuu.  …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaan ?  aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku  mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat  ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu. 
Rupanya  sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa di liang vagina nya tak  berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat  membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang  digenjot tuannya untuk berlari kencang, dimana pantat bahenol nya  tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Deran yang  sudah menghabiskan air susu payudara kanan istriku, langsung mencaplok  dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara  jari-jari tangan kanan Pak Deran tak henti-hentinya mremelintir sambil  menarik-narik puting susu kanan istriku dan istrikupun mengangkat  pinggulnya ke atas dannnn “Paaaaak…ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar  lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai  orgasme keduanya. Pak Deran rupanya sudah tak sabar lagi dan dia  menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya  komat kamit. Selanjutnya, sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa  itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti  perintah, sarung keris itu masuk ke tempatnya semula dan Pak Deran  menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin  disetubuhi Pak Deran, penjaga malam perumahanku dan “Hgggggggggghhhhhh  ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……! !!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat  kulihat pantat Pak Deran mulai turun naik diantara kedua kaki istriku  yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras.  “ppppfffaaaak ?. amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii  kontooolmuuu paaaaak ? hhhgggggggggghhhhhh h ?..rooobeeeeek naaatniiii  liaaaangkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!” Kulihat kedua  jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Deran  yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kemaluan nya ke liang  vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang  lebar, sehingga sarung Pak Deran pun tersingkap dan betapa kagetnya aku  saat kulihat batang kemaluan Pak Deran sebesar kuda itu sudah separuh  menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah  ditiup menggelembung besar karena desakan batang kemaluan sebesar kuda  Pak Deran itu. 
Pak Deran berhenti menghujamkan batang kemaluan  sebesar kuda nya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira  Pak Deran akan melepas batang kemaluannya yang sebesar kuda dari liang  vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Deran komat kamit dan begitu  wajah istriku ditiup oleh Pak Deran, istriku pun tersadar kembali dan  Pak Deran menjejalkan kembali batang kemaluan sebesar kuda nya ke liang  vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang  vagina seolah robek. Pak Deran kini mempermainkan kelentit istriku dan  istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat  seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina istriku terdengar  kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina  istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kemaluan  sebesar kuda Pak Deran mulai masuk ke dalam liang vagina istriku  perlahan namun pasti. “kontolmu besaaar ? kontolmu besaaar paaak eeeccch  aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch  paaaaaaakk engngngngngngngng ??.”istriku mengejan keras saat mencapai  orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kemaluan  sebesar kuda Pak Deran semakin masuk ke liang vagina istriku yang  berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kemaluan  sebesar kuda Pak Deran amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan  Pak Deran menindih tubuh istriku 
  Kulihat kedua tangan Pak Deran meremas remas kedua payudara istriku  kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni  kuluman Pak Deran dan kulihat lidah Pak Deran menyusup ke rongga mulut  istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali  dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Deran dan Pak  Deran mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung  Pak Deran disertai nafas istriku mendengus- dengus dan tak lama kemudian  pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat. Malam  itu, Pak Deran menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat  menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali  dan akhirnya Pak Deran menggenjot pantatnya naik turun semakin lama  semakin cepat dan menghujam kan batang kemaluan sebesar kuda diserati  erangan panjang dan bunyi “preet preeet”berulang ulang dari liang vagina  istriku saat Pak Deran menumpahkan airmaninya di rahim istriku. 
Keesokkan  paginya Pak Deran baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan  dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang  vagina dan bibir vagina istriku membengkak. 
Hari-hari berikutnya,  istriku menolak dengan halus saat Pak Deran mengajak istriku bersetubuh  dan sebagai gantinya sering kulihat istriku mengulum batang kemaluan  sebesar kuda Pak Deran dan istriku selalu berusaha menelan air mani Pak  Deran saat Pak Deran ejakulasi di mulut istriku . 
Rupanya istriku  hampir tiap hari mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan  bahkan sering kulihat dua kali sehari dan hal ini merontokkan kesehatan  Pak Deran yang akhirnya jatuh sakit dan pulang ke desanya.
Minggu, 01 Juli 2012
Gede Sak Jaran
04.38 By ceritabokep
0 komentar:
Posting Komentar